Sunday, July 27, 2014

Garis Pisah



Aku telah tiba pada malam dimana suara gema kemenangan Sang Kuasa berdengung,

Di bawah atapnya berhias lampu redup beralas tumpuan, tenang dan sejuk berlutut mengaitkan jemari satu sama lain,

Sementara kau dengan khusyuk berlutut menengadahkan kedua tanganmu,

Menatap satu tujuan hidup.



Kau ..

Tubuh yang ku pikir tak akan mengenalkan aku pada luka,

Malah memateraikan hatiku dengan pilu serta membubuhi nama diatasnya.

Bibir yang ku pikir manis tak berdusta,

Malah berkata hina dengan menembus kenyataan yang pernah diucap.

Ketidakpastian yang ku tanam dalam hatimu sudah membuatmu meronta membalasku dengan siksaan batin.

Kesalahan besar meyakini kau paham akan apa yang ku genggam jauh sebelum mengenal namamu.



Pada akhirnya selalu ada pilihan atas kehidupan mencinta,                                                

Aku memilih kembali utuh pada cinta tak terbagi dan engkau dengan paras lain pemuas hati.

Namun entah mengapa malam ini kata rindu begitu mencekik diriku.

No comments:

Post a Comment